Skip to main content

Jika dilihat dalam jangka waktu yang lebih lama, inflasi Indonesia relatif stabil, kecuali selama krisis keuangan Asia dimana Indeks Harga Konsumen melonjak hingga 58% pada tahun 1997 dan 20% pada tahun 1998 menurut data dari Bank Dunia. 

Selama sepuluh tahun terakhir, rata-rata inflasi Indonesia hanya sebesar 4% sementara rata-rata inflasi global berada pada kisaran 2%. Selama lima tahun terakhir, penyebaran inflasi antara Indonesia dan Dunia telah menyempit secara signifikan, bahkan Indonesia mencatat spread inflasi negatif pertama vs dunia sejak tahun 1994 (hampir 2% lebih rendah).

http://www.asiantrust.am/wp-content/uploads/2022/06/pic1.png

Indikator Utama: Inflasi dan Tarif di AS

AS 10 Tahun telah tertinggal laju inflasi AS

Sebagai salah satu kelas aset terbesar dan paling likuid, US Treasuries (UST) secara historis melacak inflasi AS dengan ketat, dengan spread rata-rata 0,21% di atas inflasi sebelum tahun 2022. Namun spread ini telah melebar sejak pertengahan 2020 menandakan bahwa imbal hasil UST telah bergerak di belakang kurva inflasi. 

Dengan spread hasil -5,48% relatif terhadap inflasi, kita memasuki fase makro ekonomi baru yang penuh dengan banyak ketidakpastian. Hal ini memberikan tekanan lebih lanjut pada pembuatan kebijakan oleh Federal Reserve AS untuk memastikan tindakan penyeimbangan dalam menjaga inflasi.

Imbal Hasil Obligasi di AS (USD) vs. Indonesia (IDR)  

Obligasi AS dan Indo 10-Tahun secara historis berkorelasi

http://www.asiantrust.am/wp-content/uploads/2022/06/pic2.png

Di Indonesia, imbal hasil obligasi secara historis berkorelasi dengan imbal hasil obligasi AS. Misalnya, spread saat ini antara dua obligasi pemerintah 10 tahun adalah 4,22%, sedangkan spread rata-rata 10 tahun adalah 5,12%. Untuk Indonesia, dengan peringkat penciptaan yang positif dan prospek yang lebih cerah, spread imbal hasil di UST semakin ketat.

Pasar Obligasi Indonesia 

Korelasi inflasi dan imbal hasil obligasi tetap kuat

Selisih antara inflasi dan obligasi Indonesia bertenor 10 tahun cukup sehat. Spread saat ini berada di 3,57% dibandingkan spread rata-rata 10 tahun sebesar 3,15% menunjukkan bahwa investor obligasi pemerintah Indonesia masih mendapatkan spread yang cukup untuk investasi mereka dibandingkan kenaikan harga. 

Imbal hasil obligasi Indonesia yang menarik dan tingkat inflasi yang terkendali harus menjadi preseden untuk arus kuat di seluruh obligasi dan ekuitas. Hal ini seharusnya menciptakan pendorong yang kuat bagi ekuitas Indonesia.

Baca juga: Ketahui 11 Istilah dalam Berinvetasi dan Penjelasannya

Baca juga: Resiko dalam Berinvestasi yang Wajib Diketahui

Pasar Modal Indonesia 

Ekuitas dan Hasil Obligasi didorong oleh aliran dana

Karena imbal hasil Indonesia yang relatif tinggi dibandingkan dengan imbal hasil DM, aliran dana mendorong pasar Obligasi Pemerintah dan Ekuitas. Hal ini berarti masih terdapat korelasi yang kuat antara imbal hasil Obligasi Indonesia dan Ekuitas. 

Obligasi Pemerintah Indonesia merupakan indikator utama (pada saat reli dan koreksi) karena arus asing dan penawaran perdana aktif oleh pemerintah Indonesia.


Sumber : http://www.asiantrust.am/finance/inflation-navigating-through-rough-waters/

Leave a Reply